MAKALAH FILSAFAT ILMU
MANAJEMEN
PEMASARAN DITINJAU DARI PERSPEKTIF
ISLAM
DAN AL-QUR’AN
Di
susun untuk memenuhi tugas :
Mata
Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen
Pengampu : Amin Syukron ST.,MT
Disusun
oleh :
Nama : Sri Rahayu
NIM : 14612011012
Semester : 2 ( Dua )
FAKULTAS EKONOMI-MANAJEMEN
UNIVERSITAS
NAHDLATUL ULAMA
AL GHAZALI
(UNUGHA) CILACAP
TAHUN AJARAN
2014/2015
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan
nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini
dengan judul “Manajemen Pemasaran Ditinjau dari Perspektif Islam dan Al-Qur’an”
Makalah ini
dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Filsafat Ilmu. Dalam makalah
ini membahas tentang Pengertian pemasaran, manajemen pemasaran dan manajemen
pemasaran dalam perspektif islam dan Al-Qur’an.
Akhirnya
penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis dan khususnya
untuk pembaca. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.
Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif dan
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan
makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I :
Pendahuluan 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat 2
BAB II :
Pembahasan 3
A. Pengertian Pemasaran 3
B. Konsep Pemasaran 3
C. Manajemen Pemasaran 6
D. Strategi Pemasaran 6
E. Pemasaran ditinjau dari Perspektif Islam 7
F. Manajemen dari sudut ontologi, epistemologi dan aksiologi 13
BAB III :
Penutup 18
A. Kesimpulan 18
B. Sumber-sumber 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Pemasaran
adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu
perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan
hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran merupakan salah satu
kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan dengan konsumen. Maka
kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang berlangsung
dalam kaitannya dengan pasar. Dalam era persaingan usaha yang semakin
kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan kompetisi
dalam persaingan pasar akan memberikan perhatian penuh pada strategi pemasaran
yang dijalankannya .
Salah
satu masalah pokok yang menjadi kendala dalam pemasaran adalah banyaknya
saingan didalam pasar itu sendiri baik dari produk sejenis maupun dari produk
lain. Hal tersebut merupakan tanggung jawab besar yang harus dimenangkan oleh
suatu perusahaan jika ingin tetap eksis didalam persaingan bisnis. Persaingan
yang semakin tajam dan perubahan-perubahan yang terus terjadi harus dapat
dijadikan pelajaran oleh manajemen pemasaran agar dapat secara proaktif
mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi baik untuk masa sekarang dan
akan datang.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pemasaran ?
2. Apa definisi dari manajemen pemasaran ?
3. Apa penjelasan manajemen pemasaran dalam perspektif islam
dan Al-Qur’an ?
4. Apa
penjelasan manajemen pemasaran
dalam aspek Ontologi ?
5. Apa
penjelasan manajemen pemasaran
dalam aspek Epistimologi ?
6. Apa
penjelasan manajemen pemasaran
dalam aspek Aksiologi
?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemasaran.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manajemen
pemasaran.
3. Untuk mengetahui dan memahami manajemen pemasaran dalam
perspektif islam.
4. Untuk mengetahui manajemen pemasaran dalam aspek
ontologi.
5. Untuk mengetahui manajemen pemasaran dalam aspek
epistimologi.
6. Untuk mengetahui manajemen pemasaran dalam aspek
aksiologi.
D.
Manfaat
1. Dapat menerapkan manajemen pemasaran yang baik dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Dapat menerapkan manajemen pemasaran berdasarkan
perspektif islam.
3. Mengetahui dan dapat mengamalkan nilai-nilai keislaman
dalam manajemen pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pemasaran
Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya
adalah :
a. Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.
b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah
sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan
pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.
c. Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang
dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan
barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta
tujuan perusahaan.
d. Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari
kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial.
B. Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan,
keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan; pertukaran,
transaksi dan hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan
dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang
kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih
mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang
didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk membelinya.
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk
mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan
efisien dibandingkan para pesaing.
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan
berbagai cara:
1. Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2. Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa
yang dapat dibuat.
3. Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4. Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5. Andalah yang menentukan (United Airlines)
6. Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang
pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan
dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan
konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini
berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai
efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah
memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima
produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik.
Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen
dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri
terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan
dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan
promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk
mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan
efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran
serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan
efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan
kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif
berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui
manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
C. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu
manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah
analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian dari program-program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.Sedangakan
manajemen adalah proses perencanaan (Planning), pengorganisasian (organizing)
penggerakan (Actuating) dan pengawasan.
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran
adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang dirancang
untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
D. Strategi pemasaran
Strategi pemasaran merupakan hal
yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu
cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh
pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai
tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan
adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi
kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap
pendapatan masyarakat.
Pada umumnya kegiatan pemasaran
berkaitan dengan koordinasi beberapa kegiatan bisnis. Strategi pemasaran ini
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :
1.
Faktor mikro, yaitu
perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat
2.
Faktor makro, yaitu
demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.
Berikut ini adalah hal-hal yang
perlu diperhatikan untuk pemasaran : Dari sudut pandang penjual :
1.
Tempat yang
strategis (place),
2.
Produk yang bermutu
(product),
3.
Harga yang
kompetitif (price), dan
4.
Promosi yang gencar
(promotion).
Dari sudut pandang
konsumen :
1.
Kebutuhan dan
keinginan konsumen (customer needs and wants),
2.
Biaya konsumen
(cost to the customer),
3.
Kenyamanan
(convenience), dan
4.
Komunikasi
(comunication).
E.
Pemasaran Ditinjau dari Perspektif Islam dan Al-Qur’an
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah
kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk
kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan
sendiri.
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah mengajarkan pada umatnya untuk berdagang dengan
menjunjung tinggi etika keislaman. Dalam beraktivitas ekonomi, umat Islam
dilarang melakukan tindakan bathil. Namun harus melakukan kegiatan
ekonomi yang dilakukan saling ridho, sebagaimana firman
Allah Ta’ala,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ
بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ وَلَا
تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا (29)
Artinya: “ Wahai orang-orang yang beriman, janagnlah kalian memakan
harta-harta kalian di antara kalian dengan cara yang batil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan
janganlah kalian membunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih
Sayang kepada kalian “.
( QS. An-Nisa ayat 29 )
Makna umum ayat:
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum,
lebih khusus kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Sebelumnya telah
diterangkan transaksi muamalah yang berhubungan dengan harta, seperti harta
anak yatim, mahar, dan sebagainya. Dalam ayat ini Allah mengharamkan orang
beriman untuk memakan, memanfaatkan, menggunakan, (dan segala bentuk transaksi
lainnya) harta orang lain dengan jalan yang batil, yaitu yang tidak dibenarkan
oleh syari’at. Kita boleh melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan
jalan perdagangan dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dan dalam ayat ini
Allah juga melarang untuk bunuh diri, baik membunuh diri sendiri maupun saling
membunuh. Dan Allah menerangkan semua ini, sebagai wujud dari kasih sayang-Nya,
karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada kita
Dari ayat tersebut dapat kita ketahui pula, pertama, perusahaan harus dapat menjamin
produknya. Jaminan yang dimaksud mencakup dua aspek – material, yaitu mutu
bahan, mutu pengolahan, dan mutu penyajian; aspek non-material mencakup
kehalalan dan keislaman dalam penyajian.
Kedua, yang dijelaskan Allah adalah manfaat
produk. Produk bermanfaat apabila proses produksinya benar dan baik. Ada pun
metode yang dapat digunakan agar proses produksi benar dan baik, menurut
Al-Quran, sesuai petunjuk dalam QS. Al-An’am: 143, yang
artinya, “Beritahukanlah kepadaku (berdasarkan pengetahuan) jika kamu
memang orang-orang yang benar.” Ayat ini mengajarkan kepada kita, untuk meyakinkan
seseorang terhadap kebaikan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, data, dan
fakta. Jadi, dalam menjelaskan manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta
sangat penting. Bahkan sering data dan fakta jauh lebih berpengaruh dibanding
penjelasan.
Ketiga, penjelasan mengenai sasaran
atau customer dari produk yang dimiliki oleh perusahaan. Makanan yang
halal dan baik yang menjadi darah dan daging manusia akan membuat kita menjadi
taat kepada Allah. Sebab konsumsi yang dapat menghantarkan manusia kepada
ketakwaan harus memenuhi tiga syarat: (1) Materi yang halal, (b) Proses
pengolahan yang bersih (thaharah), dan (3) Penyajian yang islami.
Sembilan etika
pemasaran
Ada sembilan etika pemasar, yang akan menjadi
prinsip-prinsip bagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsi
pemasaran,yaitu:
1.Memiliki kepribadian spiritual (Takwa)
Dalam hal pemasaran, aktivitas dengan nilai-nilai
seperti inilah yang disebut dengan spiritual marketing. Nilai-nilai
religius hadir ditengah-tengah kita dikala sedang melakukan bisnis. Kita selalu
mengingat kebesaran Allah, dan karenanya kita terbebas dari sifat-sifat
kecurangan, kebohongan, kelicikan, dan penipuan dalam melakukan bisnis.
2.
Berperilaku Baik dan Simpatik (Shidiq)
Dari Bukhori, yang Artinya : Rasulullah Saw, bersabda :”Allah swt,
merahmati seseorang yang ramah ketika menjual,membeli dan membayar hutang.”
Al-qur'an
mengajarkan untuk senantiasa
berwajah manis, berperilaku baik dan simpatik. Allah SWT, berfirman dalam
Qs.Al-Hajr ayat 15:88 yang artinya "Dan
berendah hatilah kamu terhadap orang-orang yang beriman". Al-Qur’an juga mengajarkan untuk
senantiasa rendah hati dan bertutur kata yang manis. Jadi dalam pemasaranpun
seseorang harus berperilaku baik dan simpatik, karena apabila seorang marketer
itu baik dan simpatik maka akan banyak di sukai orang banyak termasuk si
konsumen.
3. Berperilaku Adil (al-‘adl)
Berbisnis secara adil adalah wajib hukumnya , bukan
hanya imbauan dari Allah Swt. Sikap Adil termasuk di atara nilai-nilai yang telah di tetapkan
oleh islam dalam semua aspek ekonomi islam. Dalam bisnis modern, sikap adil
harus tergambarkan bagi semua stakehorder, semuanya harus merasakan keadilan.
Tidak boleh ada satupun pihak yang hak-hak nya terzalimi, terutama bagi ketiga
stakehorder, yaitu pemegang saham, pelanggan dan karyawan.
4. Bersikap Melayani dan Rendah Hati
Sikap melayani merupakan sikap utama dari seorang
pemasar. Tanpa sikap melayani , yang melekat kedalam kepribadiannya dia
bukanlah seorang yang berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap melayani ini adalah
sikap sopan santun dan rendah hati.
. إِنَّ التَّوَاضُعَ مِنْ خِصَالِ الْمُتَّقِي * وَبِهِ
التَّقِيُّ إِلىَ الْمَعَـالِي يَرْتَقِي
Artinya : “Sesungguhnya rendah hati adalah salah satu ciri orang yang
bertakwa
Dengannya, orang yang bertakwa mencapai derajat kemuliaan
5. Menepati Janji dan Tidak Curang
Dari Bukhori, yang Artinya : Nabi
Muhammad bersabda :”Jika kalian sedang melakukan jual beli maka tidak boleh ada
tipuan.”
Allah
swt, berfirman : “...Jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain,hendaklah yang di percayai itu menunaikan
amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah tuhannya”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa seseorang pemasar itu
harus bisa menepati janji dan apabila di kasih amanah dari dari perusahaan
untuk memasarkan dan mempromosikan produk ke pelanggan maka bisa menjaga amanah
itu dan tidak berkhianat ataupun curang.
6.Jujur dan terpecaya
Diantara akhlak yang harus menghiasi bisnis syariah
dalam setiap gerak geriknya adalah jujur.
عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلىَ البِرِّ وَإِنَّ البرَّ
يَهْدِيْ إِلىَ الجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى
الصِّدْقَ حَتىَّ يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِيْقاً وَإِيَّاكُمْ وَالكَذِبَ
فَإِنَّ الكَذِبَ يَهِدِى إِلىَ الفُجُوْرِ وَإِنَّ الفُجُوْرَ يَهْدِي إِلىَ
النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيتَحَرَّى الكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللهِ كذاباً رواه مسلم .
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Bersabda Rasulullah : Kalian harus jujur
karena sesungguhnya jujur itu menunjukan kepada kebaikan dan kebaikan itu
menunjukkan kepada jannah. Seseorang senantiasa jujur dan berusaha untuk jujur
sehingga ditulis di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh
kalian dusta karena sesungguhnya dusta itu menunjukkan kepada keburukan dan
keburukan itu menunjukkan kepada neraka. Seseorang senantiasa berdusta dan
berusaha untuk berdusta sehingga ditulis disisi Allah sebagai seorang pendusta”.
7. Tidak suka berburuk sangka (su’uzh-zhann)
Saling menghormati satu sama lain merupakan ajaran
Nabi Muhammad saw, yang harus di implementasikan dalam perilaku bisnis modern.
Tidak boleh satu pengusaha menjelekan pengusaha yang lain, hanya bermotif
pesaingan bisnis.
8.Tidak suka Menjelek-jelekan (Ghibah)
Ghibah disebut juga suatu ejekan merusak,sebab
sedikit sekali orang yang lidahnya dapat selamat dari cela dan cerca. Oleh
karena itu, tidak mengherankan apabila al-quran melukiskan dalam bentuk
tersendiri yang cukup meggetarkan hati dan menggugah perasaan. Firman allah, “ dan
janganlah sebagian dari kamu mengumpat sebagian yang lain, apakah salah seorang
di antara kamu suka makan daging bangkai saudaranya padahal mereka tidak
menyukainya?”
9.Tidak melakukan sogok/suap (risywah)
Ahmad muhammad Al-Asal mengatakan bahwa Rasulullah
sendiri pernah melaknat orang yang memberikan uang sogok agar mencapai
kedudukan yang tidak semestinya atau mengambil bukan haknya. Beliaupun melaknat
orang yang menerima uang sogok,yaitu yang mau mengambilnya, dan juga perantaranya,yaitu
orang yang menjembatani diantara penyogok dan yang disogok.
F.
MANAJEMEN DARI SUDUT ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI FILSAFAT.
1. Ontologi
Ontologi kadang-kadang disamakan dengan metafisika. Istilah metafisika itu pertama kali dipakai oleh Andronicus dari
Rhodesia pada zaman 70 tahun sebelum Masehi. Artinya adalah segala sesuatu yang
berkenaan dengan hal-hal yang bersifat supra-fisis atau kerangka penjelasan
yang menerobos melampaui pemikiran biasa yang memang sangat terbatas atau
kurang memadai. Makna lain istilah metafisika adalah ilmu yang menyelidiki
kakikat apa yang ada dibalik alam nyata. Jadi, metafisika berati ilmu hakikat.
Ontologi pun berarti ilmu hakikat.
Yang dimasalahkan oleh ontologi dalam ilmu Manajemen adalah siapa yang
membutuhkan manajeman?. Pertanyaan ini sering dijawab perusahaan (bisnis),
tentu saja benar sebagian tetapi tidak lengkap karena manajeman juga dibutuhkan
untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organiasasi.
Dalam pratik menajemen dibutuhkan dimana saja orang-orang bekeja sama untuk
mencapai suatu tujuan bersama.
Dilain pihak setiap manusia dalam perjalanan hidupnya selalu akan menjadi
anggota dari beberapa macam organisasi, seperti organisasi sekolah, perkumpulan
olah raga, kelompok musik, militer atau pun organisasi perusahaan.
Organisasi-organisasi ini mempunyai persamaan dasar walaupun dapat berbeda satu
dengan yang lain dalam beberapa hal, seperti contoh organisasi perusahaan atau
departemen pemerintah dikelola secara lebih formal dibanding kelompok musik
atau rukun tetangga. Persamaan ini tercermin pada fungsi-fungsi manejerial yang
dijalankan.
2.
Epistemologi
Istilah epistemologi ini pertama kali digunakan oleh J.F. Ferrier pada
tahun 1854 dalam bukunya yang berjudul Institute of Metaphysics. Menurut sarjana tersebut ada dua cabang dalam filsafat, ialah: epistemologi
dan ontologi. Epistemologi berasal dari bahasa Yunani episteme yang
berarti pengetahuan dan logos yang berarti teori. Jadi, dengan istilah itu
nyang dimaksud adalah penyelidikan asal mula pengetahuan atau strukturnya,
metodenya, dan validitasnya.
Ruang lingkup epistemologi pada Manajemen dapat dilihat dalam kaitannya
dengan sejumlah disiplin ilmu yang bisa ”kerja sama” seperti: pendidikan, ekonomi,
politik, dan lain-lain. Namun ruang lingkup itu mengalami perkembangan,
sehingga pada setiap era terdapat lingkup yang khusus dalam epistemologi itu.
Ruang lingkup yang khusus bisa terjadi pada disiplin ilmu manajemen itu sendiri
sehingga melahirkan spesialisasi pengkajiannya. Di antara spesialisasi itu
adalah :
1.
Manajeman
pendidikan
2.
Manajeman
sumberdaya manusia
3.
Manajemen
keuangan
4.
Manajemen
personalia
5.
Manajemen
produksi, dan lain sebagainya
Semula epistemologi ini mempermasalahkan kemungkinan yang mendasar mengenai
pengetahuan (very possibilityof knowledge). Apakah pengetahuan yang paling murni dapat dicapai.
Permasalahan epistemologi di ilmu manajemen berkisar pada ihwal proses yang
memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu: bagaimana prosedurnya,
apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, apakah
yang disebut kebenaran dan apa saja kriterianya, serta sarana apa yang membantu
orang mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu.
3.
Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa
Yunani axios yang berarti `memiliki harga ’mempunyai nilai’, dan logos
yang bermakna `teori` atau `penalaran Sebagai suatu istilah, aksiologi
mempunyai arti sebagai teori tentang nilai yang diinginkan atau teori tentang
nilai yang baik dan dipilih. Teori ini berkembang sejak jaman Plato dalam
hubungannya dengan pembahasan mengenai bentuk atau ide (ide
tentang kebaikan).
Permasalahan aksiologi ilmu manajemen (1) sifat nilai, (2) tipe
nilai, (3) kriteria nilai, dan (4) status metafisika nilai. Masing-masing dicoba untuk dijelaskan dengan ringkas sebagai berikut.
Sifat nilai atau paras nilai didukung oleh pengertian tentang
pemenuhan hasrat, kesenangan, kepuasan, minat, kemauan rasional yang murni,
serta persepsi mental yang erat sebagai pertalian antara sesuatu sebagai sarana
untuk menuju ke titik akhir atau menuju kepada tercapainya hasil yang
sebenarnya. Di dalam mengkaji Manajemen
berkecimpung tentunya dilandasi dengan hasrat untuk mendapatkan kepuasan.
Penerapan tipe nilai bagi manajemen diarahkan manajemen sebagai profesi.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk mengklasifikasikan manajemen sebagai
profesi, kriteria-kriteria untuk menentukan sesuatu sebagai profesi yang dapat
diperinci sebagai berikut:
1). Para profesional membuat
keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum. Adanya pendidikan kursus-kursusan
program-program latihan formal menunjukan bahwa ada pinsip-prinsip manajemen
tertentu yang dapat diandalkan
2). Para profesional mendapatkan status mereka karena mencapai standar
prestasi kerja tertentu, bukan karena favoritisme atau karena suku bangsa atau
agamanya
3). Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat,
dengan disiplin untuk mereka yang menjadi klienya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut Philip Kotler (Marketing) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran
sedangkan Manajemen Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan,
dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan, membangun, dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran dengan maksud
untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi.
Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah
kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk
kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan
sendiri.
B.
SUMBER-SUMBER
Did you hear there is a 12 word sentence you can communicate to your partner... that will trigger intense feelings of love and impulsive attraction for you deep within his heart?
BalasHapusBecause deep inside these 12 words is a "secret signal" that fuels a man's impulse to love, worship and protect you with his entire heart...
===> 12 Words Who Trigger A Man's Love Impulse
This impulse is so built-in to a man's brain that it will make him try harder than ever before to love and admire you.
Matter-of-fact, triggering this all-powerful impulse is absolutely binding to achieving the best ever relationship with your man that once you send your man a "Secret Signal"...
...You'll instantly notice him open his mind and heart for you in a way he never expressed before and he'll perceive you as the only woman in the universe who has ever truly understood him.