Assalamu 'Alaikum Wr. Wb.
“Alhamdulillahi
robbil alamin, wasshalaatu wassalaamu alaa asrafil anbiyaa’i wal
mursaliin wa’ala aalihi wasohbihi ajma’in, (amma ba’du)”.
teman-teman pendengar seperjuangan yang saya
cintai, pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh barokah ini saya akan
menyampaikan uraian tentang pentingnya sifat Qona'ah hubungannya dengan
sifat syukur yang ada pada diri kita.
Hadirin yang
di muliakan Allah.
Teman-teman
saya mau tanya dahulu nih, tahu tidak qona'ah itu apa?
............................................................................................
Qona'ah itu
artinya apa adanya, seanane lah pokoke..
Jadi dengan
apa adanya ini merasa cukup dan tidak memikirkan apa yang tidak ada atau tidak
mampu di dapatnya. lawan dari pada sifat qona'ah adalah sifat rakus, sifat
rakus ini yang tidak akan merasa cukup walaupun harta yang dimilikinya banyak.
Hawanya itu kurang terus, kalau bahasa jawanya gemerangsang.
Hawanya itu kurang terus, kalau bahasa jawanya gemerangsang.
Demikianlah
yang dapat mengubur sifat syukur kita kepada Allah, Nau'udubillah...!
Padahal Allah telah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:
Padahal Allah telah berfirman dalam surat Ibrahim ayat 7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Artinya:
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Sifat
qona'ah juga musti terpatri dalam jiwa kita,
Karena
dengan sifat qona'ah akan melahirkan sifat syukur dalam diri kita...
Misalkan saja, di luar kita pernah melihat orang kakinya pincang,
Misalkan saja, di luar kita pernah melihat orang kakinya pincang,
dengan
ketidak berdayaannya secara fisik akan tetapi mampu memunculkan kreatifitas,
mereka tetap bersyukur dengan terus berusaha agar menjadi pribadi yang lebih
baik dan dihormati.
Apa lagi
kita yang normal ya???
Ada lagu begini kawan:
Syukuri apa
yang ada
Hidup adalah
anugerah
tetap jalani
hidup ini
melakukan
yang terbaik.
Kita kadang galau di rundung duka dengan kondisi badan yang sehat dan normal, justru keluh kesah ini akan melahirkan pribadi yang pesimis, pecundang, dan membuat diri ini terasa tak berguna lagi.
Mestinya kita harus tahu, apa yang digariskan oleh Allah kepada kita itu untuk disyukuri dan dinikmati dengan terus berusaha agar nasib kita menjadi lebih baik.
Karena...? disitu ada kemauan disitupun ada jalan...! begitu pepatah mengajarkan !
Hadirin yang saya cintai...
Hidup Qona'ah ini disesuaikan dengan isi kantong kita
Qona'ahnya
orang berada justru berbeda dengan orang yang tak berada.
Misal: Orang berada ini makan dengan telur itu makanan kebiasaannya dan cukup.
maka orang tak berada makan cukup dengan tahu adalah makanan kebiasaanya.
Orang Qona'ah ini senang terhadap pemberian Allah, selalu di syukurinya sembari mencari hal lain yang diperlukan dan yang diinginkan. Justru orang qona'ah ini menurut saya adalah orang pekerja keras, bukan orang malas,,,dengan hasil jerih payah dan rezeki yang di dapat ia mampu membelanjakan sesuai dengan kondisi dan kemampuan bukan keterpaksaan dan gengsi pada orang lain. Melainkan sifat syukur lah yang mampu membakar sifat rakus dalam diri orang tersebut.
Sehingga memang orang qona'ah adalah orang pekerja keras, bersyukur dengan pendapatan berapapun karena tugas manusia adalah berusaha dan Allah yang ngasih rezeki. betul tidak???
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ هُدِىَ إِلَى الإِسْلاَمِ وَرُزِقَ الْكَفَافَ وَقَنِعَ بِهِ
”Sungguh beruntung orang yang diberi petunjuk dalam Islam, diberi rizki yang cukup, dan qana’ah (merasa cukup) dengan rizki tersebut.” (HR. Ibnu Majah no. 4138, Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Untuk itu marilah kita mulai dari saat ini belajar hidup qona'ah, apalagi di era sekarang yang semuanya serba mahal, pendapatan kecil, lapangan pekerjaan sempit, kreatifitas menurun, ekonomi kita di ambang pintu, belajar pula jadi diri yang kreatif mau bekerja; bukan dipekerjakan orang lain saja.
Disamping itu kita bertawakal kepada Allah setelah kita berusaha semaksimal mungkin, Insya Allah, Allah akan memberikan jalan yang terbaik untuk kita. Aamiin...!
Mungkin itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf, Insya Allah kita bertemu di udara dan gelombang yang sama.
Kang topik
ngagem kopiyah,
Kopiyahe
warna biru
Wabillahi
taufik walhidayah
Wassalamu
'Alaikum Wr. Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar